- Home >
- bahasa indonesia , resensi >
- RESENSI NOVEL FILOSOFI KOPI
Posted by : Unknown
Jumat, 28 Oktober 2016
Resensi "Filosofi Kopi"
Judul Buku : Filosofi
Kopi
Pengarang : Dewi "Dee" Lestari
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : 1 / Februari
2006
Tebal : (xii) + 132 hal.
20.5 Cm
Dewi "Dee"
Lestari adalah seorang penyanyi, pengarang lagu, dan penulis. menurut beliau
ketika wawancara banyak yang bertanya "kenapa tiba tiba menulis?".
menurutnya konsep "tiba-tiba" itu seakan-akan kemampuan/minat/bakat
yang runtuh dari langit begitu saja pada suatu malam, dan keesokan paginya
beliau menyalakan komputer dan menulis novel pertamanya "Supernova"
bagai orang kesurupan.
Bagi seorang Dee, menulis
adalah karir panjang yang berjalan secara paralel. beliau menganalogikan karir
menulisnya seperti Wombat. tidak ada yang tau apa yang dikerjakan Wombat selain
keluarganya, teman dekatnya, dan sahabatnya.
Filosofi Kopi adalah
kumpulan cerita dan prosa 1 dekade yang dibuat oleh Dee. dimana dalam buku ini
terdapat 18 Bab. Filosofi Kopi sendiri adalah judul yang diusung Dee pada Bab
pertama yang bercerita tentang Ben seseorang yang pergi berkeliling dunia untuk
mencari koresponden tentang kopi kopi terbaik. Ben pun mengajak temannya yang
bernama Jody untuk membuat suatu kedai kopi yang pertamanya dinamakan
"Kedai Koffie Ben dan Jody" lalu kedai tersebut diubah namanya menjadi
"Filosofi Kopi (Temukan Diri Anda di Sini)", dikarnakan setiap orang
yang minum di tempat tersebut Ben selalu memberikan selembar kertas dan
dituliskannya filosofi filosofi yang dibuat sendiri oleh Ben.
Saya tidak bisa melepas
buku ini sampai semua Bab nya terselesaikan. Dee sangat pandai menggunakan
kalimat dan kata kata yang membuat saya mengucapkan "wiiiiiih" lalu
membuat bulu kuduk saya berdiri. Ide yang dimuat dalam cerita cerita dibuku ini
juga menarik. contohnya pada Bab ke 18 "Rico de Coro" Dee
menceritakan kisah tentang seekor kecoa jantan yang bernama Rico yang notabene
mencintai seorang manusia. Pada Bab ke 2 "Mencari Herman", Dee
menceritakan tentang seorang gadis yang terus menerus mencari lelaki yang
bernama Herman, dan akhirnya gadis tersebut harus meregang nyawa karna seorang
yang bernama Herman.
Dee adalah penulis yang
sangat peka terhadap Ritme dan Tempo dari setiap kalimat yang dia tuliskan,
sehingga pembaca bukunya tidak lelah karna harus mengernyitkan dahi sepanjang
cerita dibukunya tersebut, dan ini merupakan kelebihan selanjutnya dari buku
Filosofi Kopi.
Dalam buku ini Dee juga
mencantumkan beberapa Prosa yang "wiiiiiih". diantaranya pada Bab 3
"Surat yang Tak Pernah Sampai". Pada bab ini Dee menuliskan beberapa
istilah istilah yang jarang kita dengar dan menurut saya kata kata tersebut
adalah kata yang sangat sastra dan kata yang sangatScienties,
diantaranya "Stagnan", "Kosmik". satu kalimat yang membuat
bulu kuduk saya berdiri adalah ketika Dee menuliskan:
Kalau saja hidup tidak ber-evolusi, kalau saja sebuah momen
dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu
stagnan di satu titik, maka... tanpa ragu kamu akan memilih satu detik
bersamanya untuk diabadikan, cukup satu.
cukup lama saya terhenyak
ketika membaca seorang Dee menuliskan beberapa "jika" yang membuat
saya harus menerka, memahami kata kata itu cukup lama. dan ketika saya berhasil
sedikit mengerti maksud tersebut sesaat bulu kuduk saya merinding.